Sunday, March 28, 2010

Freshgrad oh Freshgrad....

Fresh graduate alias freshgrad alias fresh from the oven alias baru lulus pendidikan jenjang universitas. Istilah ini begitu "keren" sehingga melekat ke semua lulusan universitas yang baru saja diwisuda dan sedang mencari pekerjaan dengan sebutan keren lain, "job seeker".
Label freshgrad digunakan untuk membedakan para lulusan/alumnus yang belum mendapatkan pekerjaan atau belum pernah memiliki pengalaman bekerja, dengan para lulusan yang sudah memiliki pengalaman bekerja paling tidak 0-1 tahun pertama.
Pada pihak pengusaha, calon pekerja yang freshgrad identik dengan semangat idealisme yang tinggi, minim pengalaman, dapat "dibentuk" dan "dibayar" murah karena yang terpenting "bisa dapat kerja". Tidak mengherankan ketika freshgrad masuk ke perusahaan, mereka akan didoktrin sedemikian rupa sehingga dapat menjadi karyawan yang sesuai dengan visi dan misi perusahaan. Pada pihak freshgrad sendiri, memang cenderung idealisme, harus "match" antara jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan, mendapat gaji yang "pantas" meskipun untuk hal ini masih belum jelas. Antara realita dan harapan bagi kalangan freshgrad terkadang begitu "njegleg". Itu yang saya alami sekitar 3 tahun lalu. Saat ini, saya menghadapi bermacam-macam pertanyaan dari saudara sepupu saya yang sedang menjadi "freshgrad & jobseeker".
Bersyukur saya mendapat pekerjaan yang tidak melenceng dari jenjang pendidikan, tetapi dengan bertambahnya waktu saya mengambil kesempatan lain yang benar-benar baru dan banyak hal menarik. Istilah kerennya tambah pengalamanlah. Modal kerja dikemudian hari kan pengalaman kerja. Ada yang menarik, bahwa saat ini perusahaan cenderung memilih orang belum tentu memiliki pengalaman serupa, akan tetapi mencari orang dengan cara berpikir yang sekiranya akan sama dengan visi dan misi perusahaan. Bahkan tidak harus dengan pendidikan yang tinggi pula. Minimal Diploma dan tidak harus S1 atau S2.
Nah, kembali ke suadara sepupu saya. Dia baru saja diwisuda bulan ini dengan gelar S.Pd. bidang psikologi. Bertubi-tubi pertanyaan seputar pekerjaan dengan background psikologi. Pekerjaan yang cocok apa, harus belajar apa saja, kalo begini kalo begitu, sampai pada akhirnya dia bertanya seputar kisaran gaji intuk kalangan freshgrad. Tidak banyak tentu. Sayang, lagi-lagi harapan dan realita tidak bertemu baik. Dia sudah dipanggil beberapa kali untuk interview, mulai dari level staf rekrutmen, user 1, user 2, manager hrd dan direktur. Menurutnya perusahaan itu begitu tertarik padanya. Oke, saya setuju. Tetapi ketika dia berbicara soal gaji, saya menyadari bahwa dia masih "freshgrad", begitu tinggi mimpi idealismenya. Pada akhirnya perusahaan itu tidak memperkerjakannya dengan alasan sdang tidak butuh karyawan baru. Mustahil. Masa sudah 5 tahapan interview hasilnya demikian. Ada dua hal. Perusahaan itu tidak berniat mencari pekerja, dan kedua, sepupu saya masih "polos" dengan perlakuan seperti itu.
Dengan semangatnya yang baru, dia kembali lagi mendapat panggilan dan panggilan lainnya. Pertanyaan yang diajukan ke saya tetap sama. Berapa kisaran gaji di Jakarta untuk posisi trainer, terapis, tim konsultasi, administrasi hrd dll. Berdasarkan info dari teman, sekitar 1.5-3jt. Tetapi dengan harapan dia mematok 3.5-4jt. Semangat banget ini anak. Mungkin dia belum menyadari bahwa modal kuliah dan nol pengalaman tidak cukup meyakinkan perusahaan untuk mau membayarnya sesuai harapannya.
Freshgrad oh freshgrad...
Begitu semangatnya untuk mendapatkan pekerjaan. Begitu semangatnya untuk membuktikan dirinya mampu dan bisa dibanggakan keluarganya. Saya hanya bilang, untuk batu loncatan pertama, tidaklah kita harus idealis namun juga tidak pasrah, dalam arti yang sebenarnya asal dapat kerja. Dengan berjalannya waktu pasti dia menemukan apa yang dia cari dan bukan tidak mungkin dia berubah dengan cara berpikir dan bersikap. Menjadi lebih dewasa namun tetap semangat dan realistis (tentunya). Bukannya saya mencoba tidak mendukung semua mimpinya. Sangat mendukung. Hanya saja, be wise lah dengan realita yang ada. Dengan modal dan kemampuan yang kita miliki. Seperti orang bijak bicara, kita bisa menjadi besar jika kita melakukan pekerjaan besar atau pekerjaan kecil yang dikerjakan dengan semangat yang besar. Karena tidak mungkin pekerjaan besar dapat dilakukan dengan kesungguhan yang kecil.

No comments: