Tuesday, March 23, 2010

Belum ada judul

Saya tidak tahu harus memberi judul apa pada tulisan perdana kali ini. Ada banyak yang terpikir dalam benak saya, hanya ketika jari-jari ini siap menuliskannya, saya jadi seperti tersihir oleh kebingungan, apa judul tulisan ini.
Kemudian saya berpikir, judulnya bisa menyusul, yang penting saat ini saya hanya ingin mengekspresikan pikiran dan hati melalui tulisan dan semoga dapat menjadi inspirasi bagi rekan-rekan semua.
Posisi dimana saya bekerja adalah mengharuskannya saya untuk berhubungan dengan orang-orang dengan masing-masing personal dan atributnya. Membangun komunikasi yang harmonis adalah kunci dari pekerjaan ini (saya pikir begitu). Ternyata tidaklah mudah untuk berbincang-bincang dengan seseorang dengan latarbelakang yang berbeda dari kita, karena hal itu akan membentuk paradigma dan cara berpikir kita. Cara berpikir tentunya akan membuat kita mengekspresikan dan beragumentasi yang berbeda pula. Hasi akhir dari itu, kita bisa tahu bisa tidak ini orang diajak berkomunikasi?
Kemarin sore adalah salah satu momen dari bagian pekerjaan saya untuk mengetahui kejujuran seseorang. Selama kurang lebih 2 bulan saya mengenal orang ini, saya yakin dengan kejujurannya karena saya mendapatkan referensi dari seorang teman yang juga dapat saya percayai. Dia adalah seorang driver, dengan sejarah kehidupannya yang beragam dan naik turunnya kurva kualitas hidupnya, sampailah ketika dia harus memilih "asal kerja yang penting menghasilkan". Dia pernah mengkritik tentang bagaimana saya bekerja dengan orang-orang di kantor, seolah-olah dia tahu segalanya dan dengan tenang saya ucapkan terima kasih atas kritik dan sarannya. Sedikit kaget, dan shock dengan cara menyampaikannya ke saya, karena disampaikan melalui sms, tidak secara langsung. Dia merasa saya memata-matai dia dan tidak percaya padanya dan tidak suka jika dirinya dicurigai. Saya akui bahwa saya harus memeriksa pekerjaan melalui apa yang saya lihat dan apa yang saya dengar dari pihak lain, di sana dia merasa saya tidak percaya padanya. Tetapi setelah menjelaskan bahwa itu adalah salah satu tugas yang harus saya jalani akhirnya dia dapat mengerti. Meskipun saya tidak yakin, saat itu dia mengerti atau tidak. Dengan usianya yang hampir seusia ayah saya, rasa sungkanlah yang menyelesaikan perbincangan kami waktu itu.
Kemudia, ketika atasan saya menagih kuitansi untuk pembelian bensin mobilnya melalui saya, saya mendapatkan kuitansi dari driver itu dalam keadaan lecek, terlipat, dan dia berasalasan kehujanan dan basah dikantong. Insting saya mengatakan ada yang tidak beres dengan kuitansi ini lalu saya cek ke pom bensin sesuai dengan informasi yang tertera. Dengan mudahnya saya meminta konfirmasi melalui waktu dan nomor transaksi dan saya terkejut ketika ternyata nominal yang disampaikan petugas pom bensin berbeda dengan yang seharusnya, hanya 60% dari total bensin yang seharusnya dibeli. Lebih terkejut lagi pihak pom bensin itu menanyakan maksud dan tujuan saya, mungkin mereka berpikir bahwa saya berlebihan dalam memeriksa kejujuran seseorang. Tapi ini perlu!
Hal ini semacam ini bukan yang pertama, dan efeknya selalu berakhir tidak menyenangkan, pemutusan hubungan kerja, mengundurkan diri seketika, meminta sisa gaji seketika.
Atasan saya yang berasal dari luar, merasakan ketidaknyamanannya dan menurutnya, tidak habis pikir bisa-bisanya dirver tidak jujur dan mengambil uang yang bukan miliknya. Dan dia tidak habis pikir lagi ketika drivernya tidak mengakui kesalahan yang sudah ketangkap basah. Jika kau memang tidak jujur, akuilah itu dan tunjukkan penyesalanmu dengan tanggung jawab. Tetapi kami berhadapan dengan orang yang tidak sama cara berpikirnya dengan kami. Secara tidak langsung driver itu bicara bahwa ini hal biasa dan masalah kecil, biasa terjadi di sini (Indonesia, red).
Saya yang terlibat diantara 2 orang yang berbeda cara berpikirnya, hanya bisa mendengar dan melihat perbincangan tak berujung. Akhirnya masalah itu selesai meski sangat alot.
Setelah itu, saya merasa sedih dan malu dengan atasan, karena secara tidak langsung kejadian tadi menunjukkan mental dan paradigma orang-orang kita di mata mereka sebagai pendatang. Wow, perbedaan latar belakang, keluarga, pendidikan, sangat besar pengaruhnya bagi cara berpikir (mindset). Orang dapat melakukan apa saja demi uang, dan uang dapat membuat orang jadi "buta" dan menyingkirkan jauh nilai sebuah kejujuran.
Ada sebuah pertanyaan dari atasan saya itu, bagaimana bisa mereka seperti itu? Tidak jujur dengan cara yang mudah sekali diketahui, semacam kadal membodohi buaya. Mencoba pintar dengan cara yang bodoh. Saya tidak bisa menjawab. Atasan saya bicara, mereka terlahir dengan situasi yang sedemikian rupa sehingga mereka menjadi tumbuh seperti itu. Kita tidak bisa memilih dimana kita harus dilahirkan. Itulah realitanya. Sungguh beruntung untuk kalian yang dapat menikmati keluarga yang baik, pendidikan yang baik dan teman yang baik.

No comments: