Thursday, March 25, 2010

Arti sebuah kepercayaan

Hari itu merupakan hari yang bisa dikatakan buruk buat saya, karena sangat "menampar" kredibilitas dan performa kerja saya. Setelah cukup waktu merenung, apa yang tadinya saya pikir hal ini sangat memalukan diri saya, ternyata dapat menjadi sebuah pelajaran yang sangat berharga. Saya mengucap syukur, ternyata masih dapat berpikir jernih untuk mengambil hikmah di saat semua mempertanyakan sebesar apakah kepercayaan klien dapat saya pertahankan.
Waktu itu perusahaan mendapat audit dari klien dan menemukan hal-hal yang harus segera diperbaiki sesuai dengan standardnya. Sepatutnya perusahaan wajib segera memperbaikinya dan mem-follow up ke klien melalui email. Sesuai dengan batas waktu yang ditentukan saya mengirimkan follow up dan meminta feedback. Terdapat perwakilan klien yang masih sering berkunjung ke perusahaan untuk urusan lain hal, dan secara tak langsung memperingatkan saya soal hasil audit itu. Akan tetapi pada waktu itu saya tidak menyadari bahwa ternyata dia menjadi "mata-mata" bagi klien untuk memastikan seberapa besar kesungguhan perusahaan memperbaiki hasil temuan audit lalu. Dan, kesalahan terbesar saya adalah tidak memastikan dengan benar-benar perbaikan tersebut dan informasi ini sampai ke klien. Saya menyadari ini ketika saya memeriksa email saya, yang sangat membuat deg-deg-an karena saya yakin setelah atasan saya membaca email serupa, pasti akan langsung memanggil dan meminta penjelasan.
Tidak banyak yang atasan sampaikan. Hanya meminta saya untuk lebih bisa menjaga kepercayaan siapapun, yang telah diberikan kepada saya untuk sesuatu hal, seperti halnya beliau mempercayai saya. Apalagi itu adalah kepercayaan dari klien perusahaan. Bedanya, klien tidak bisa langsung memeriksa apa yang perusahaan kerjakan, sedangkan atasan secara langsung dapat memeriksa hasil kerja saya.
Setelah itu, saya kembali ke meja dan merenungkan, bagaimana ini bisa terjadi? Saya berpikir dan berpikir. Akhirnya, saya menyadari setelah mengingat pertemuan audit lalu, auditor klien mengatakan kepada saya untuk memperbaiki temuan audit dalam waktu 1 bulan. Waktu itu, kami (saya dan tim) menyetujui, dan ternyata kami tidak mampu. Sebenarnya bukan tidak mampu, tetapi tidak "mau", karena berpikir bahwa audit hanya diadakan 1 tahun 1 kali dan perbaikan bisa dilakuan seiring berjalan waktu. Sekali lagi saya terlena dengan situasi dan melupakan hal penting dalam prinsip kerja klien & perusahaan, yaitu percaya satu sama lain.
Jika klien tidak percaya kepada perusahaan saya, tidak akan mereka memberi order pekerjaan. Jika orang tidak percaya dengan bank, mereka akan tetap menyimpa uang dibawah bantal. Jika saya tidak percaya dengan seseorang, tidak akan saya jadikan orang itu teman. Itu logika sederhananya.
Ketika kita diberi kepercayaan, peganglah erat kepercayaan itu. Pertahankanlah dan buktikan jika kita memang layak dipercaya. Tidak mudah untuk mendapatkan sebuah kepercayaan, akan tetapi lebih sulit lagi untuk mempertahankannya.

No comments: