Duh. Gemes rasanya kalau ingat iklan ini. Iklan yang menayangkan bahwa jika hari gini ga bayar pajak, apa kata dunia... Tetapi setelah terungkap dengan kasus penggelapan uang pajak dan restitusi pajak dari salah satu seorang pegawai pajak, bukan main kecewanya. Tidak hanya kecewa, tetapi juga marah. Marah yang besar. Bagaimana bisa hal seorang pegawai pajak malah mengkorupsi pajak??? Apa kata dunia....?
Biasa? Iya, hal ini dikatakan adalah hal biasa yang dilakukan oleh oknum-oknum tak bertanggungjawab. Bahkan nilai nominalnya pun berkali lipat daripada jumlah yang terungkap. Wow...
Dari sini, dapat kita pelajari bahwa sistem pengawasan internal di kantor pajak tidak seketat pengawasannya kepada wajib pajak. Jika tidak bayar pajak, wajib pajak kena denda. Lalu bagaimana dengan petugas pajak sendiri? Wajib pulakah mereka melapor kekayaan dan "bayar pajak"? Lalu, bagaimana dengan ganjaran buat mereka yang saat ini ketahuan menggelapkan pajak? Berapa milyar uang yang mereka "ambil" dari pihak yang semestinya dapat menerima dan menggunakan uang itu demi menyambung hidup mereka?
Masih banyak yang harus kita benahi, tetapi yang paling penting adalah benahi diri, jasmani dan rohani, jiwa raga, pikiran dan perasaan. Sifat tamak, rakus, greedy telah menguasai mereka untuk memuaskan nafsu hedonis. Sekali coba, pasti ketagihan. Tetapi, hidup mereka tidak akan pernah tenteram. Batin dan jiwa mereka akan selalu mengenang dan mengenang perbuatan mereka dan selalu berpikir bagaimana caranya menyembunyikan sumber kegelisahan sepanjang hidupnya. Sungguh kejam. Tapi itu layak mereka dapatkan. Sempat terdengar selentingan orang berbicara ketika saya sedang dalam perjalanan ke Solo, bahwa kalangan rakyat biasa sibuk memikirkan bagaimana cara menyambung hidup di kemudian hari. Dan para "maling" uang rakyat sibuk sembunyi dan berdiam diri, menunggu ketakutan mereka terealisasi dengan baik. Sungguh lelah pastinya.
Dan saya pikir, mereka ada benarnya. Apa kata dunia...
No comments:
Post a Comment