Monday, August 30, 2010

Bangsa Berbudaya dan Budaya ‘Ngaret’

Bangsa kita adalah bangsa yang berbudaya. Ya. Budaya kesenian tradisional banyak sekali berasal dari berbagai suku di negara kita. Tapi, ada sebuah budaya yang tidak berasal dari suku apa-apa, yang berasal dari diri kita sendiri yaitu: budaya terlambat, alias ngaret.

Mari dipikirkan lebih jauh lagi.

Apakah ngaret adalah suatu budaya yang bisa kita banggakan dan apa akibatnya jika kebiasaan ini dipelihara? Apakah budaya terlambat sebuah bangsa menentukan cepat/lambatnya kesuksesan sebuah bangsa? Apakah keterlembatan seseorang mempengaruhi cepat/lambatnya kesuksesan seseorang? Lalu apakah budaya ngaret ini berkaitan dengan bagaimana seseorang menghargai hidupnya? Apakah budaya ngaret ini juga berkaitan dengan bagaimana seseorang menghargai waktu orang lain? Dan apakah budaya ngaret ini berkaitan dengan bagaimana cara berpikir seseorang memandang dan menjalani seluruh aspek hidupnya?

Silahkan Anda pikirkan sendiri.

Istilah ‘ngaret’ tampak sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Namun kenyataannya hal tersebut tetap merugikan kita semua. Herannya masih ada saja di antara kita yang punya hobby ngaret. Dari berbagai level sosial, ekonomi dan pendidikan, ngaret sudah menjadi sebuah penyakit yang tampak disukai namun juga dibenci.

Apa sih yang menyebabkan seseorang itu terlambat alias ‘ngaret’?
1. Rumah jauh dari lokasi yang dituju
2. Macet
3. Kendaraan rusak
4. Kondisi darurat yang mendadak dari pihak keluarga/teman
5. Sakit
6. Antrian di POM bensin panjang dan lama
7. Tugas yang mustinya sudah terpenuhi tapi belum selesai
8. Ada perbaikan jalan
9. Di tengah jalan ada yang tabrakan
10. Ada pohon tumbang
11. Begadang, bangun kesiangan
12. Lupa pasang weker
13. Ada pejabat lewat
14. Hujan dan banjir
15. Kendaraan umum yang ditumpangi mogok, rusak, jalannya lambat
16. Janji sebelumnya terlambat jadi kita ikut terlambat
17. .... silakan isi sendiri.
Luar biasa banyak yang bisa kita persalahkan. Daftar di atas akan berkelanjutan, sampai pada akhirnya kita menyalahkan pemerintah atas kurangnya jumlah jalanan. OK. Kalau itu sudah di luar kuasa kita. Banyak hal di luar kuasa kita. Namun BANYAK hal juga terjadi atas kuasa kita. Pada dasarnya dalam kehidupan akan selalu ada 2 kemungkinan: hal yang di luar kuasa kita dan hal yang merupakan kuasa kita. Semakin jauh seseorang meningkatkan kualitas dalam dirinya, semakin banyak kemampuannya untuk bertindak dalam menghadapi suatu keadaan. Mari kita bahas, APA sih aspek yang harus kita mengerti terlebih dahulu supaya kita BISA melakukan tindakan untuk mencegah hobby terlambat atau ngaret dalam memenuhi sebuah janji ?

1. Mempunyai kemauan untuk mengetahui apa yang menyebabkan diri kita terlambat
Hey jangan-jangan selama ini memang kita cuek-cuek saja dan memang tidak ada kemauan untuk mengetahui apa yang menyebabkan diri kita terlambat. Kalau sudah tidak ada kesadaran dan kemauan untuk bisa memenuhi janji tepat waktu ya gak heran kalau kita memang gak punya kemauan untuk mengetahui apa yang membuat diri kita terlambat.

Tapi, jika diri kita memang ada kemauan untuk tepat waktu, dan ada kemauan untuk mengetahui apa yang menyebabkan diri kita terlambat atau ngaret, kita bisa mulai melakukan tindakan, dengan evaluasi dan introspeksi.

2. Meningkatkan kesadaran tentang rentang waktu dan kemampuan mengatur waktu
Pernah ketemu orang yang bilang akan sampai di tempat Anda 5 menit lagi tapi baru sampai 20 menit kemudian? Atau pernahkah Anda janji ke sahabat Anda akan bertemu 5 menit lagi tapi ternyata baru bertemu 25 menit kemudian? Jangan-jangan, ternyata Anda memang tidak sadar bedanya 5 menit dan 25 menit! Atau jangan-jangan orang yang pernah janji ketemu Anda dalam waktu 5 menit, tidak bisa membedakan antara 5 menit dan 25 menit.

Kadang kita punya hobi menyangkal. Yang ada di kepala kita, kita BERHARAP bahwa hal tersebut bisa dilakukan dalam 5 menit. Harapan tersebut begitu besarnya hingga kita tidak merasakan yang kita sebut 5 menit itu ternyata 25 menit. Sounds familiar? Ini terjadi seringkali kepada siapapun.

Percobaan 1: Coba tanyakan kepada diri Anda, berapa lama Anda mandi di pagi hari. Catat di sebuah kertas. Misalnya 5 menit. Lalu saat Anda mau mandi lihat jam Anda, ingatlah jam berapa Anda mulai mandi. Lalu saat Anda selesai mandi, lihat jam Anda, dan hitung jarak waktu dari mulai saat Anda mulai mandi hingga selesai. Lihatlah kembali kertas yang tadi Anda tulis, apakah lama waktunya yang Anda perkirakan sama dengan lama waktu mandi yang Anda baru lakukan?

Mulai sekarang, latihlah kesadaran akan lamanya waktu seperti contoh di atas, dan kenalilah detail dari apa yang Anda kerjakan. Dengan SADAR akan berapa lamanya waktu berjalan, ini akan memperkuat kemampuan Anda untuk mengatur jadwal Anda. Manajemen waktu.

3. Meningkatkan pengetahuan tentang aktivitas yang dijalankan
Seringkali kita ternyata terlalu menyederhanakan proses kegiatan. Misalnya dari rumah ke kantor. Kita suka berpikir dari rumah masuk mobil lalu seperti naik mesin waktu tiba-tiba kita sudah ke kantor. Padahal sebetulnya ada urutannya secara kronologis
- Mempersiapkan barang yang akan dibawa ke kantor
- Sarapan
- Memakai sepatu
- Menuju garasi, memanaskan mobil
- Keluar pagar harus menutup pagar terlebih dahulu
- Di jalan harus beli bensin dulu
- Masuk pagar gedung kantor harus mencari parkir terlebih dahulu
- Dari parkiran harus jalan menuju lift
- Di depan lift harus menunggu dahulu

Nah, kita sering melupakan detail-detail seperti ini. Kan kita gak sekonyong-konyongnya dari mobil di garasi lalu sudah tiba-tiba duduk di ruang kantor kita kan?
Begitu pula dengan semua aktivitas kita lainnya, pada semua perkerjaan kita, pada dasarnya semua terjadi dari rangkaian beberapa kegiatan . Semakin kita mengenal detail dari kegiatan yang diperlukan untuk menuju suatu titik kegiatan lainnya, semakin cerdas kita bisa mengatur waktu untuk tepat waktu memenuhi sebuah jadwal.

4. Mengerti skala prioritas
Keterampilan dalam menyusun prioritas kegiatan atau tugas-tugas kita sangat mempengaruhi seseorang dalam mengatur waktunya. Butuh pengertian dan kesadaran tentang seberapa besar pentingnya dan seperti apa situasi dari setiap tugas atau kegiatan kita, dalam mengetahui dalam urutan prioritas nomor berapa kita meletakan sebuah kegiatan atau tugas.

5. Mempunyai rencana alternatif atau cadangan
Mempunyai rencana alternatif atau cadangan bisa menyelamatkan diri kita dari keterlambatan. Misalnya kita ada jadwal meeting sementara waktu sudah mepet, namun di jalan kita berencana mengisi bensin. Saat mendekati POM bensin, ternyata antriannya panjang. Jalan alternatif yang bisa dilakukan adalah dengan mengisi bensin setelah meeting saat kembali ke kantor. Jadi kita tetap hadir meeting tepat waktu, namun tetap bisa memenuhi kebutuhan isi bensin kita setelahnya.
Hal ini adalah contoh sederhana. Point yang ingin disampaikan disini adalah kemampuan kita mengolah dan memproses berbagai solusi alternatif dalam menghadapi sebuah situasi, membuat kemampuan kita untuk mengatur waktu semakin kuat.

6. Kemampuan menghargai diri sendiri dan orang lain
Kembali lagi yang menjadi dasar yaitu kesadaran kita dalam menghargai diri sendiri. Bagaimana kita memperlakukan waktu berkaitan dengan bagaimana kita menyikapi diri sendiri. Demikian juga bagaimana kita menyikapi diri sendiri akan memberikan impact terhadap bagaimana kita menyikapi orang lain. Bagaimana kita menghargai waktu orang lain, jadi berkaitan dengan bagaimana kita menghargai waktu diri kita. Kita tentu tidak suka jika seseorang ngaret dengan janjinya terhadap kita, demikian juga orang lain tidak suka jika kita ngaret saat berjanji dengan kita. Pengertian bahwa jika satu hal terlambat bisa berkelanjutan kepada keterlambatan-keterlambatan lainnya, itu berlaku pada diri kita maupun kepada orang lain.

Kemampuan kita untuk mengerti tentang kehidupan berkaitan erat dengan konsep kita memandang waktu. Kemampuan bangsa kita untuk maju, berkaitan dengan konsep masyarakat dalam memberlakukan waktu.
Keterlambatan mencegah terjadinya kesuksesan. Keterlambatan mencegah pertumbuhan. Keterlambatan bisa membuat kita kehilangan kesempatan untuk maju. Keterlambatan, bisa merugikan sejumlah investasi, kerja, dan tenaga yang sudah dikeluarkan untuk sebuah proyek atau sebuah tugas, sekecil apapun itu.
Waktu itu berharga. Seberapa berharga waktu bagi seseorang, bergantung dari bagaimana seseorang menghargai kehidupan.

Apakah kita sudah menjadi bangsa yang berbudaya menghargai waktu?

Bagaimana seseorang menyikapi waktu adalah bagaimana seseorang menyikapi dirinya dan hidupnya. Bagaimana masyarakat menyikapi waktu adalah bagaimana masyarakat menyikapi diri serta kehidupan masyarakat tersebut. Bagaimana sebuah bangsa menyikapi waktu adalah bagaimana bangsa tersebut menyikapi kehidupan dalam bangsa tersebut.

sumber : http://id.omg.yahoo.com

Trik Menghabiskan Gaji Tanpa Rasa Bersalah


Setiap orang memiliki cara dalam mengelola keuangan. Prinsipnya, pendapatan rutin bulanan sebisa mungkin memenuhi semua kebutuhan dan menyisakan uang untuk tabungan. Lantas, sudahkah pendapatan Anda disisihkan setiap bulannya untuk tabungan?
Sejumlah peserta workshop perencanaan keuangan bertema "Salary Vs Selera", yang digelar EXPERD, Sabtu (24/7/2010) di Barcode, Kemang, Jakarta, menyatakan kesulitannya dalam mengelola keuangan. Sistem amplop, misalnya, tak menjadi solusi keuangan dan akhirnya penghasilan rutin tak bersisa setiap bulannya.
Perencana keuangan, Ahmad Gozali, menjelaskan, perlu konsistensi untuk menjalani perencanaan keuangan. Khusus untuk sistem amplop, misalnya, dibutuhkan 21 hari untuk mengubah kebiasaan, ditambah sifat jujur dan disiplin untuk menjalankannya.
"Sebenarnya yang perlu diubah lebih dahulu adalah mindset agar bisa mengelola keuangan dengan baik. Jika sebelumnya fokus pada cara menyisakan uang, maka ubah mindset dengan cara yang baik untuk menghabiskan uang dari penghasilan bulanan. Jangan menyisakan uang, tetapi habiskan dengan cara menyenangkan. Karena uang memang untuk dibelanjakan dan gajian untuk dihabiskan," tutur Gozali memaparkan konsepnya dalam mengelola keuangan saat workshop.
Menghabiskan uang gajian ala Gozali ini jangan diartikan perilaku konsumtif yang cenderung mengedepankan keinginan (selera) dan bukannya kebutuhan. Cara mengelola keuangan ini dilakukan dengan empat tahapan prioritas:
1. Kewajiban agama/sosial, 10 persen dari penghasilan
Menurut Gozali, dalam menentukan prioritas, Anda perlu menentukan pengeluaran dengan melihat faktor risiko (tinggi, menengah, rendah) dan fleksibilitasnya. Pengeluaran yang fleksibel bersifat jangka panjang yang masih bisa ditawar, sedangkan lawannya, yakni kebutuhan tidak fleksibel atau tetap (fix), bersifat jangka pendek.
"Kewajiban agama atau sosial, seperti zakat (Muslim), perpuluhan (Nasrani), berada dalam prioritas pertama. Pengeluaran ini sifatnya fix, 2,5 persen untuk zakat, misalnya, ini tak bisa ditawar. Jadi, keluarkan dana zakat saat menerima gajian setiap bulan," ujar Gozali.
2. Cicilan utang, maksimal 35 persen dari penghasilan
Pengeluaran ini sifatnya juga fix dan berisiko tinggi. Oleh karena itu, Anda harus memenuhi kewajiban ini setiap bulan saat awal menerima gajian. Cicilan seperti KPR, kendaraan, kartu kredit, dan lainnya perlu dilunasi sesuai pembelanjaan Anda.
"Bunga semakin tinggi jika kewajiban ini tidak segera dipenuhi. Selain faktor psikologis, bagi orang normal Anda akan mengalami gangguan psikologis jika terlilit banyak utang. Belum lagi konsekuensi legal jika kredit di bank macet," kata Gozali.
3. Kebutuhan masa depan, minimal 10 persen dari penghasilan
Menabung, berinvestasi, dan membeli asuransi adalah sejumlah bentuk kebutuhan masa depan yang harus dialokasikan dari penghasilan bulanan. Kebutuhan ini menjadi penting karena kondisi keuangan selalu dinamis. Apalagi bagi karyawan, di mana ketahanan gaji memungkinkan untuk naik, turun, atau bahkan tak berpenghasilan alias kehilangan pekerjaan (PHK misalnya). Sifat dari pengeluaran ini fix dan berisiko tinggi.
4. Biaya hidup, 40-60 persen dari penghasilan
Jika ketiga kewajiban di atas sudah dipenuhi begitu Anda menerima gaji bulanan, gunakan sisanya untuk memenuhi semua kebutuhan rutin bulanan, seperti sembako, listrik/air, uang sekolah anak, iuran lingkungan/keamanan, termasuk yang terkait hobi seperti membeli buku, menonton film, atau pengeluaran entertainment lainnya (yang sifatnya keinginan).
"Dengan menjalani, Anda takkan kehabisan uang saat awal menerima gaji. Jika pun Anda tergiur membeli barang diskon di mal, Anda sudah menyadari sisa uang Anda (setelah dikeluarkan untuk tiga prioritas teratas) tak akan cukup lagi untuk berbelanja. Karena masalah utama yang dialami banyak orang dengan penghasilannya adalah uang cepat habis terpakai begitu menerima gaji," ungkap Gozali.
Gozali menegaskan prioritas membelanjakan uang adalah membayar utang, lalu dahulukan saving daripada shopping yang keinginannya tak pernah bisa dibatasi.
Sebesar apa pun penghasilan Anda, uang takkan tersisa setiap bulannya jika masih menggunakan pola lama. Jadi, jika Anda sepakat dengan Gozali, habiskan penghasilan rutin Anda dengan membelanjakan sesuai empat prioritas utama. Pastikan sifat konsumtif untuk memenuhi selera ada di urutan paling akhir.

sumber: www.kompas.com

Thursday, August 26, 2010

Langsing Berkat Diet Golongan Darah



Frustasi dengan program diet pelangsingan berat badan yang selalu gagal? Mungkin Anda perlu mencoba program penurunan berat badan dengan mengatur pola makan sesuai golongan darah. Cara ini menjadi pilihan sejumlah selebriti dunia.
Seperti dikutip dari laman Times of India, program diet golongan darah telah lama menjadi rahasia diet tubuh banyak bintang dunia. Salah satu penyanyi yang mengaku menjalani diet golongan darah adalah Cheryl Tweedy.
"Ibuku bercerita tentang 'Eat Right For Your Type', yang menunjukkan apa yang harus dimakan dan apa yang harus dihindari tergantung pada golongan darah Anda," katanya dalam wawancara baru-baru ini.
Pengikut lainnya bahkan telah membuktikan, bahwa program diet yang satu ini bekerja efektif mengurangi penumpahan lemak, meningkatkan energi, bahkan mencegah penyakit. Konsumsi makanan sesuai jenis golongan darah akan mempermudah Anda mencernanya.
Untuk itu, ketahui lebih jauh tentang diet berdasarkan tipe golongan darah.

Golongan darah O
O merupakan golongan darah tertua, sehingga orang-orang dengan tipe ini merasa memiliki golongan darah terbaik. Pemilik golongan darah ini cenderung berprestasi tinggi dengan banyak energi dan sangat terorganisir.
Makanan yang bisa dimakan dengan bebas yakni daging tanpa lemak dan ikan. Sementara karbohidrat dan susu harus dikurangi.
Sedangkan olahraga yang pas untuk pemilik golongan darah O adalah cardio. Latihan di pagi hari lebih baik daripada malam hari. Jogging, bersepeda, berenang, atau jalan cepat juga bisa menjadi latihan yang pas untuk Anda.

Golongan darah B
Tidak ada golongan darah yang melambangkan segala sesuatu dengan 'ekspresi moderasi' lebih dari B. Pemilik golongan darah ini cenderung sangat praktis.
Umumnya tipe golongan darah B lebih mudah menurunkan berat badan. Golongan darah B, bebas mengonsumsi daging, ikan, kopi, sayur-sayuran dan biji-bijian gandum. Namun, makanan olahan harus dihindari.
Sementara olahraga yang pas untuk jenis golongan darah ini adalah latihan moderat, yang menggunakan otak serta tubuh. Tim olahraga seperti kelas menari, netball atau kelas lainnya bisa menunjang diet jika dilakukan dua atau tiga kali seminggu .

Golongan darah A
Orang yang memiliki golongan darah ini cenderung sangat kreatif, pemecah masalah yang baik dan bisa sangat sensitif.
Golongan darah A perlu lebih banyak mengonsumsi protein dan biji-bijian. Kurangi makan daging dan lebih banyak sayuran, karbohidrat gandum. Makanan yang boleh dikonsumsi adalah kacang-kacangan, biji-bijian, sereal, pasta, buah dan sayuran. Sementara produk susu harus dihindari jika rentan terhadap alergi. Jangan terlalu banyak konsumsi daging.
Tipe orang dengan golongan darah ini biasanya kurang aktif berolahraga. Mereka cenderung lebih cocok melakukan olahraga yang santai selama 30 menit, seperti yoga, tai chi, berjalan, dan olahraga outdoor.

Golongan darah AB
Kombinasi jenis A dan B, Anda memiliki komponen makanan dari keduanya. AB memiliki bakat cerdik menjadi kreatif, memiliki pemikiran yang baik untuk bisnis dan bergaul dengan orang.
Hindari terlalu banyak daging. Ganti paket makanan Anda dengan makanan vegetarian dan jangan terlalu banyak mengonsumsi daging. Ikan, sayuran, karbohidrat dan biji-bijian adalah contoh makanan yang bebas dikonsumsi kapan saja.
Sementara jenis olahraga yang cocok untuk tipe golongan darah ini adalah yoga atau pilates seminggu sekali dan beberapa sesi boleh mencoba melakukan jogging ringan secara intens.

sumber: www.vivanews.com

Monday, August 23, 2010

Repost : Mengapa Kita Tidak Merasa Sedang Melakukan Keburukan?


Hore,
Hari Baru!
Teman-teman.

Tidak punya hati. Begitu biasanya kita menyebut orang-orang yang tega melakukan sesuatu yang melampaui batas. Nyaris setiap hari, di televisi dan media masa lainnya kita menyaksikan orang-orang saling berdebat membela diri. Para pengacara ngeyel soal ketidakterlibatan kliennya. Kita sangat jarang mendengar seseorang yang bersalah secara jantan mengatakan;”Benar, saya telah mengambil sesuatu yang bukan hak saya.” Bahkan saat berbohong, keseluruhan bahasa tubuhnya seolah mengatakan bahwa itulah kebenaran yang sesungguhnya. Mengapa bisa begitu ya?

Salah satu mata pelajaran yang saya sukai ketika bersekolah adalah tentang anatomi dan fisiologi tubuh manusia. Khususnya, tentang bagaimana tubuh melakukan metabolisme di tingkat selular sehingga setiap sel didalam tubuh kita bisa hidup. Anda tentu masih ingat bahwa setiap makanan yang kita telan mengalami proses digesti dalam saluran cerna. Setelah dicerna, kemudian saripati makanan masuk ke dalam usus kecil atau intestin. Sedangkan usus 12 jari adalah tempat utama dimana proses penyerapan sari makanan melalui vili-vili terjadi. Sari makanan menembus membran sel vili untuk kemudian dilarutkan dalam darah.

Jika proses itu kita sederhanakan, darah yang sudah berisi sari makanan itu mengalir menuju ke jantung. Lalu jantung berkontraksi hingga darah mengalir sampai ke pembuluh kapiler. Pembuluh darah di perifer ini memiliki kemampuan untuk melepaskan sari-sari makanan dan memberikannya kepada setiap sel yang dilintasinya. Kira-kira mirip dengan tukang koran yang melemparkan korannya ke depan pintu rumah kita. Setelah itu, sel-sel tubuh mengambil sari makanan, lalu dengan bantuan oksigen memetabolismenya. Proses metabolisme menghasilkan enerji untuk beraktivitas atau material lain untuk tumbuh atau regenerasi sel. Sel hasil regenerasi itu akan menjadi matang, sedangkan sel sebelumnya menjadi tua dan mati. Proses ini berjalan terus menerus sehingga sel-sel dalam tubuh kita merupakan hasil dari segala sesuatu yang kita makan.

Jika kita perhatikan, setiap tindakan buruk memiliki ’alasan ekonomi’. Artinya, ada unsur materi yang terlibat. Misalnya, ketika seseorang mencuri, merampok, korupsi atau menipu. Setelah tangan kita mengambil, kemudian kita memakannya. Jadi, setelah tangan, maka organ paling penting yang tercemar berikutnya adalah lidah. Makanya tidak mengherankan jika setelah mengambil sesuatu yang bukan hak kita, maka dosa kita berikutnya adalah ’berbohong’. Mengapa kita berbohong? Karena lidah kita sudah dibentuk dari makanan yang buruk. Makanya, kata-katanya juga menjadi buruk. Semakin banyak kita mengambil, semakin terampil kita berbohong. Semakin sulit untuk mengakui perbuatan buruk kita.

Orang bilang, jika kita punya hati nurani maka tidak mungkin bisa berbohong berkali-kali. Itu benar. Ada yang belum saya ceritakan tentang proses peredaran darah itu. Jika Anda membaca literatur, maka Anda akan tahu bahwa setelah menyerap sari makanan di usus halus, darah yang berisi makanan dari nafkah bukan hak kita itu tidak langsung menuju ke jantung. Tidak langsung menuju ke jantung? Iya. Kemana dong jika demikian? Darah itu terlebih dahulu menuju ke hati. Jadi, hati tidak perlu menunggu kiriman dari hasil pompaan jantung untuk mendapatkan darah yang kaya nutrisi. Artinya, hati adalah organ penting pertama yang dikunjungi darah berisi makanan tak halal itu. Jadi, sel-sel baik dalam hati segera diganti oleh sel-sel baru yang tumbuh dari makanan yang buruk. Oleh sebab itu, setelah lidah kita berdusta; selanjutnya hati mengiringi kebohongan-kebohong an yang kita katakan. Padahal, hati adalah benteng pertahanan terakhir yang bisa menjaga kita dari
perbuatan-perbuatan yang tidak pantas dilakukan.

Bisakah Anda membayangkan apa yang terjadi jika ’benteng terakhir’ penjaga kebaikan dan keluhuran budi itu sudah tercemar juga? Tentunya kita tidak lagi bisa membedakan antara baik dan buruk. Makanya, kita akan merasa benar meskipun tengah melakukan perbuatan nista. Tapi kan tidak semua perbuatan buruk bermuatan ekonomi. Misalnya? Membolos. Mengkhianati pasangan. Berpura-pura sakit kepada atasan. Mengganggu istri orang lain. Dan sebagainya. Tidak ada faktor ekonomi bukan?

Coba perhatikan, biasanya seseorang tidak langsung melakukan perbuatan nista seperti itu. Artinya itu semua itu bukanlah dosa pertama. Dosa pertama manusia biasanya selalu berurusan dengan faktor ekonomi. Jadi mari kita sebut semua hal diatas itu sebagai ’dosa level kedua’. Tanyalah orang-orang yang melakukan tindakan asusila, misalnya; pernahkah dia memakan nafkah tidak halal? Biasanya pernah. Bagaimana melihat kaitan dosa ’level pertama’ dengan dosa ’level kedua’?

Setelah darah berisi nutrisi tidak berkah itu mencapai jantung, dia dipompa ke sekujur tubuh, bukan? Organ penting apa yang dekat dengan Jantung? Paru-paru. Seluruh sel paru-paru diganti dengan sel-sel dari nafkah buruk. Itulah sebabnya, setiap tarikan nafas kita selalu dipengaruhi oleh perilaku buruk. Selama kita bernafas dengan sel-sel buruk itu, selama itu pula kita hidup dengan spirit yang buruk. Jadi, selama hayat masih dikandung badan; kita akan selamanya bernafas dalam keburukan.

Organ penting berikutnya yang dekat ke jantung adalah otak. Tepat ketika darah berisi nutrisi buruk itu menghidupi sel otak, maka pikiran kita pasti cenderung kepada ide dan pemikiran yang buruk. Jangan heran jika setelah sukses melakukan dosa ’level pertama’ kita semakin jago untuk merencanakan dosa di ’level-level berikutnya’. Bukankah otak kita sudah dijejali nutrisi yang buruk? Sebentar dulu, bukankah sel otak itu tidak melakukan regenerasi setelah dia mati? Menurut literatur memang begitu. Tetapi, otak itu bekerja dengan energi yang dihasilkan oleh proses metabolisme nafkah tidak berkah. Makanya, dia sangat sulit menghasilkan pemikiran yang positif dan baik. Otak kita semakin cerdas mencari akal untuk melakukan keburukan-keburukan lainnya.

Guru mengaji saya pernah mengatakan pesan Nabi bahwa keburukan itu kalau baru sampai kepada niat belum dicatat oleh malaikat sebagai maksiat. Baru menjadi dosa jika sudah dilakukan. Jadi aman, bukan? Aman. Tetapi, coba perhatikan. Dari jantung darah bernutrisi laknat itu dikirim ke sel-sel di tangan dan kaki kita. Kulit kita. Mata kita. Hidung kita. Telinga kita. Seluruh sel didalam tubuh kita. Kira-kira, perilaku dan tindakan seperti apa yang akan dilakukan oleh sekujur tubuh kita jika demikian? Pastilah sekujur tubuh kita akan bersekongkol dengan otak yang sudah menjadi kotor itu agar setiap gagasan buruk itu dapat dilaksanakannya dengan sebaik-baiknya. Jika sudah demikian, kita tidak ubahnya menjadi seperti monster. Tubuh kita saja yang masih berujud manusia, tapi seluruh daleman sel-selnya sudah tidak lagi memiliki sifat manusiawi. Asalnya dari mana? Dari nafkah tidak berkah yang kita makan.

Jadi, sekarang kita mengerti mengapa para pencuri atau ahli korupsi dan pengemplang BLBI bersikeras mengatakan;”Saya tidak melakukannya!” meskipun ada cukup bukti. Karena seluruh sel-sel hidup dalam tubuh yang tumbuh dari nafkah yang buruk tidak memiliki kesadaran lain selain berpikir, barkata, dan bertindak yang buruk-buruk.

Ada orang yang ngotot mengatakan; ”Dosa pertama saya tidak berkaitan dengan faktor ekonomi. Jadi, saya menjadi orang jahat pasti karena Tuhan salah mendisain sel-sel tubuh saya.” Ada yang seperti itu? Ada. Lantas bagaimana caranya kita memahami fenomena itu? Sederhana. Tanyakan kepada Ayah atau Ibu kita; apakah mereka pernah memberi kita makanan dari hasil korupsi, mencuri, menipu atau apapun yang bukan menjadi hak kita? Setiap manusia itu lahir dalam keadaan suci. Namun, jika setelah lahir kita diberi nutrisi oleh orang tua dengan nafkah yang kotor, maka kesucian itu akan segera berganti. Makanya, tidak mengherankan jika sejak kecil pun kita bisa melakukan perbuatan-perbuatan nista. Oleh sebab itu juga, jika kita korupsi, maka anak dan istri kita akan kompak membela kita. Meskipun logika pembelaan mereka sudah terbalik-balik. Pantaslah jika guru mengaji saya mengatakan bahwa Sang Nabi suci mewanti-wanti agar kita memberi anak dan istri nafkah yang
baik.....

Kita tahu bahwa kebenaran tidak bisa bercamur aduk dengan kebatilan. Kabaikan tidak senang berteman dengan keburukan. Ini menjelaskan, mengapa sekujur tubuh kita begitu kompak untuk melakukan kebejatan-kebejatan . Lidah kita terampil berdusta. Mimik wajah kita pandai memasang roman kesungguhan. Dan hati kita, seolah-olah tidak lagi berisi nurani. Karena, sel-sel tubuh yang dibangun dari nutrisi buruk akan dengan suka cita besekongkol dengan gagasan-gagasan buruk, dan tindakan terkutuk. Sebaliknya, beraaaaaaat sekali rasanya untuk berbuat baik. Karena tubuh yang dibangun dengan nafkah yang buruk tidak suka bergaul dengan segala hal yang baik. Persis seperti firman Tuhan melalui Sang Nabi; ”....bahkan kamu mengira Allah tidak mengetahui tentang apa yang kamu kerjakan.” Semua itu berasal dari hal sepele; memakan makanan yang bukan hak kita.

Semoga Tuhan berkenan memaafkan dosa-dosa kita dimasa lalu. Dan memberi kita nafkah yang berkah. Setelah nafkah itu berkah, semoga juga jumlahnya melimpah.

Mari Berbagi Semangat!
Sumber : Dadang Kadarusman
www.bukudadang. com dan www.dadangkadarusman.com

Catatan Kaki:
Berpuasa adalah salah satu cara untuk mensucikan sel-sel tubuh kita dari nafkah yang buruk. Karena dalam sahur ada berkah. Dalam buka ada ampunan. Kalau puasanya benar, semoga kita bisa kembali kepada fitrah.

Wednesday, August 18, 2010

Tips Untuk Si Tukang Telat



Apakah Anda termasuk sering telat? Baik ke kantor ataupun janjian dengan teman? Baca ni tips jitu, go on...


Anda pun tidak bisa mengerti mengapa Anda selalu datang terlambat ke kantor atau ke janji dengan si dia. Bahkan Anda sudah mencoba memutar seluruh jam di rumah 15 menit lebih dari yang seharusnya. Rasanya sangat bersalah jika harus mendengarkan keluhan rekan kerja tentang kebiasaan Anda datang terlambat setiap hari. Tak ingin lagi menjadi “Miss Telat”? Ikuti langkah berikut.

Langkah pertama (dan tersulit) yang harus Anda lakukan adalah mengidentifikasi akar permasalahan keterlambatan Anda. Mengapa langkah ini menjadi yang tersulit, karena tak banyak orang yang berani melihat ke dalam dirinya sendiri dan mengakui kelemahannya. Ketika Anda menjadi seseorang yang cukup berani untuk mengakui kelemahan Anda, saat itulah Anda bisa mengambil tindakan untuk mengatasi kelemahan itu. Ada banyak alasan Anda selalu terlambat, namun beberapa alasan yang paling umum adalah;

1. Tidur terlalu larut
Perhatikan kebiasaan Anda di pagi hari. Saat alarm berbunyi, apakah Anda menekan tombol snooze (untuk menambah waktu 5 menit hingga alarm berbunyi kembali)? Atau Anda sengaja menambah waktu tidur hingga sangat dekat waktu berangkat? Ini adalah tanda-tanda Anda kekurangan tidur. Ada baiknya Anda mempercepat jam tidur. Kebanyakan orang, khususnya yang bekerja dan aktif, tak mendapatkan waktu tidur yang cukup, kekurangan tidur bisa jadi penyebab seseorang kurang bahagia dan tidak sehat. Cobalah untuk tidur lebih cepat setiap malam selama seminggu, lihat perbedaannya pada tubuh dan perasaan Anda.

2. Tambah satu
Mungkin terdengar tak umum, tapi kebiasaan menunda pekerjaan atau tugas hingga sebelum berangkat bisa menjadi penyebab keterlambatan Anda. Misal, sebelum berangkat, Anda menyempatkan diri membalas satu surat elektronik dulu, atau membawa keranjang baju kotor ke dekat mesin cuci, atau hal-hal yang terlihat sepele lainnya. Cara mengatasinya, cobalah untuk mengingatkan diri dan membagi hal-hal yang bisa Anda kerjakan dari kantor (membaca surat elektronik) dan yang harus dikerjakan di rumah. Usahakan untuk berangkat lebih awal. Katakan pada diri Anda, bahwa Anda harus tiba di kantor baru boleh membaca surat elektronik itu.

3. Menyepelekan waktu perjalanan
Mungkin memang hanya butuh 20 menit untuk berangkat ke kantor, itu pun jika jalanan kosong. Anda belum memperhitungkan penghambat perjalanan yang bisa datang tak terduga. Misal, ada pohon tumbang di tengah jalan, sehingga mobil Anda terjebak macet, atau kereta api sedang mengalami gangguan teknis. Kejadian-kejadian bisa saja terjadi di luar dugaan. Karenanya, supaya tidak lagi mendapatkan cap “Miss Telat”, Anda bisa memastikan untuk berangkat lebih cepat, atau menetapkan menit ke berapa Anda harus berangkat. Misal, perjalanan ke kantor butuh waktu 20 menit, jam masuk adalah pukul 08.00, jam paling telat Anda berangkat adalah 07.20. Jangan kompromi lagi. Waktu yang tersisa di kantor bisa Anda gunakan untuk menyiapkan mood atau sekadar menyeruput teh.

4. Kurang persiapan
Mencari benda-benda penting di pagi hari bisa menghabiskan waktu Anda. Cobalah untuk menyiapkan wadah untuk benda-benda penting itu, dan pastikan Anda selalu menyimpan barang-barang tersebut di situ. Contohnya, kunci, dompet, telepon, kaca mata, dan lainnya. Salah satu hal yang mengganggu lainnya adalah kurang persiapan dalam penampilan. Supaya di pagi hari tidak terburu-buru saat mencari celana hitam yang sepadan dengan atasan Anda, atau mencari sepatu yang warnanya senada dengan tas Anda, siapkanlah pakaian yang mau Anda kenakan di malam sebelumnya.

5. Bukan Anda, tapi mereka
Anda merasa sudah menyiapkan segalanya di pagi hari. Anda sudah siap berangkat, tapi anak dan suami masih saja mencari barang-barang mereka, padahal butuh 30 menit perjalanan, dan sekarang sudah saatnya berangkat. Meski sulit untuk memacu diri supaya lebih disiplin, tapi lebih sulit lagi untuk membuat orang lain untuk juga disiplin. Yang bisa Anda lakukan adalah mengajar si kecil, dan mengajak suami untuk menata barang-barang mereka di titik-titik tertentu. Ajar mereka untuk menyiapkan pakaian mereka sendiri pada malam hari sebelumnya. Siapkan bekal makan siang lebih pagi lagi, atau susun menunya berhari-hari sebelumnya supaya tidak beradu pilihan di pagi hari.

6. Anda tak suka tempat tujuan
Perasaan tak mau berangkat ke kantor, atau mencari-cari alasan agar tidak usah masuk adalah salah satu ciri Anda tidak betah di tempat itu. Bermalas-malasan, mengulur waktu, atau mencari celah agar tidak usah ke kantor merupakan sebuah sinyal dari tubuh Anda untuk melepaskan diri dari tempat itu. Mungkin sudah saatnya mencari tempat baru?

7. Pihak lain
Anda sedang dalam rapat internal mingguan, tapi presentasi rekan Anda terasa lamban, padahal Anda seharusnya presentasi ke klien di tempat lain. Kadang hal semacam ini tidak bisa dihindari, namun kenalilah masalahnya. Apakah rapat internal mingguan selalu bertele-tele dan melebar hingga satu jam padahal bahasannya tidak terlalu banyak? Apakah ada satu orang yang selalu membuat rapat jadi lama? Jika Anda menghadapi masalah ini berulang-ulang, identifikasikanlah permasalahannya. Ketika sudah diketahui penyebabnya, Anda bisa membangun strategi untuk mengatasinya. Misal, Anda yang pimpin rapatnya, jadi moderator topik perbincangan agar tidak melebar dan tetap fokus.

sumber : www.kompas.com

Atasi Karyawan Telat

Anak buah yang acapkali telat dan tidak disiplin mungkin salah satu masalah klasik yang sering Anda hadapi sebagai seorang pemimpin. Saat semua karyawan telah memulai aktifitas mereka masing-masing di kantor, "si biang telat" baru saja menunjukkan batang hidungnya. Macet, hujan, kesiangan adalah beberapa alasan yang sering dipakai. Terdengar meyakinkan tapi kenyataannya banyak karyawan lain yang juga menghadapi masalah yang sama tidak terlambat datang ke kantor.

Berulang kali teguran dan peringatan dilayangkan, namun umumnya perubahan hanya terjadi di beberapa hari pertama. Setelah itu, sang karyawan raja telat kembali ke kebiasaan lamanya. Memusingkan bukan ?


Datang telat memang bukan masalah yang sangat penting jika dibandingkan dengan masalah yang lain seperti karyawan yang menggelapkan uang, atau menjual rahasia perusahaan. Tapi masalah menjengkelkan ini bisa membuat manajemen frustasi dan mempengaruhi produktifitas perusahaan dan kinerja karyawan lainnya. Bahkan di perusahaan retail, jasa serta manufakturing, keterlambatan karyawan bisa memberikan pengaruh cukup besar bagi produktifitas perusahaan.

Walaupun masalah ini sangat menjengkelkan, Anda tidak disarankan menghadapinya dengan kepala panas dan segera memecat karyawan tukang telat ini. Pertahankan coolness dan kontrol kemarahan Anda. Yang perlu Anda lakukan adalah menyingkirkan kebiasaan telat karyawan tersebut, bukan menyingkirkan karyawan Anda. Ikuti langkah-langkah berikut ini!

1. Tanyakan segera penyebab keterlambatan karyawan tersebut setiap kali ia terlambat.
Buat daftar yang memuat data detail seperti tanggal, jam dan penyebabnya. Karyawan yang telat harus mengetahui bahwa keterlambatan mereka diperhatikan perusahaan.

2. Adakan pertemuan dengan yang karyawan tersebut.
Lalu heart to heart dan berbekal data keterlambatan mereka, jelaskan akibatnya bagi perusahaan dan karyawan lainnya. Sebelum menyampaikan konsekuensi yang didapatkan, tawarkan solusi dengan melibatkan karyawan. Kesepakatan yang diambil tentu saja harus menguntungkan kedua belah pihak.

3. Buat kesepakatan tertulis yang disetujui dan ditandatangani kedua belah pihak.
Pastikan bahwa karyawan tersebut memahami konsekuensi yang akan ia terima jika melanggar kesepakatan bersama.

4. Monitor perkembangan karyawan tersebut
Kesan yang harus ditampilkan adalah bahwa perusahaan konsisten dengan kesepakatan yang telah dicapai dan mengharapkan karyawan tersebut juga bersikap sama.

5. Jika selama proses monitoring karyawan tersebut tidak menunjukkan perubahan atau perbaikan, jangan ragu untuk menerapkan konsekuensi terberat yaitu pemutusan hubungan kerja.
Standar dan peraturan perusahaan tidak akan berfungsi efektif jika Anda sebagai pemimpin tidak konsisten.

Remember! :
Musuh Anda adalah kebiasaan buruk karyawan Anda, bukan karyawan Anda.

sumber www.jobsdb.co.id